Sabtu, 21 Juli 2012 0 komentar

PENCAPAIAN TAHUN 2011


PENCAPAIAN TAHUN 2011
Bismilahirahmanirahim
Segala puji hanya bagi allah, yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Tahun 2011, banyak sekali hal – hal yang membuat saya takjub, berawal dari ada niat saya untuk merubah hidup ke arah yang lebih baik, pencapain yang dimaksud adalah saya sedikit berhasil untuk menggapai cita – cita apa yang yang saya harapkan, ini bukan hanya sebuah ilusi namun ini fakta, saya tulis pada sebuah agenda biru saya, ada beberapa pencapaian yang membuat saya bangga terhadap diri saya sendiri salah satu diantaranya adalah
1.    IPK saya alhamdulilah tertinggi di kelas dengan indeks 3,65 pada terakhir saya mencek..alhamdulilah puji syukur hanya Allah lah yang maha pemberi
2.    Saya telah menyelesaikan studio 1 dan 2
Dalam prosesnya studio tersebut, saya merasa di gembleng sangat beratnya sebagai seorang planner, di studio kami di tuntut untuk bisa bekerja sama, itulah yang membuat saya frustasi, kadang hati dan pikiran saya suka tidak bisa menerima masukan – masukan dari orang lain, dan mendapat perlakukan yang tidak saya sukai ( inilah kelemahan yang saya miliki susah untuk diajak kompromi untuk hal – hal yang mengharuskan kerja team work)
3.    Anggota HMTPL
Menjadi salah satu bagian dari keluarga HIMPUNAN memang salah satu kemauan yang saya inginkan, di sana saya ikut kedapam divisi, EKSTERNAL bersama teman saya, saya belajar banyak hal, salah satunya adalah mengutarakan pendapat, intinya saya merasa bisa dalam melakukan sesuatu hal, yang dulunya saya anggap mustahil bisa dilakukan
4.    Anggota Azka
Azka adalah satu dari perkumpulan di HMTPL yang kegiatannya meliputi bidang perempuan, setiap hari jumat kami selalu berkumpul untuk membahas hal – hal yang bertemakan perempuan, namun sayang AZKA sedang FAKUM! Semoga Allah bisa menjalankannya lagi, karena saya pikir azka kumpulan dari perepuan pandai yang ingin berubah memperbaiki segala perilaku, itu menurut saya.
5.    Jadi TATIB
Ini si pengalaman gurauan saja, tp saya malu juga ko kalau ingat masa – masa ini ...ga banget lah yaaaa
6.    Pas Puasa Hatam alqurna ( Insya Allah puasa bulan ini juga harus hapal alquran .
7.    Asisten Lab perpetaan ( pengalaman kerja)
8.    Dapet penghargaan dari PU ( Ya ampun ini pengalaman yang paling membanggakan sekaliii....ga bisa dilupain, saya cuman iseng saja mengajukan porfotolio...eh taunya lumaya dapat simbol penghargaan PU, dan bisa berjabattangan dengan BAPAK DIRJEN PU PUSAT.


Minggu, 17 Juni 2012 0 komentar

“band” dari sebuah citra satelit ?


Band adalah sensor Thematic  Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi untuk memperjelasnya Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi  pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai  resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7, terdapat 7 band spektral,  yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang
mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m.  Luas liputan satuan citra adalah 175 x  185 km pada permukaan bumi.  Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk  meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada  ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).  Kemampuan spektral dari Landsat-TM, ditunjukkkan pada Tabel 2.
Program Landsat merupakan tertua dalam program observasi bumi.   Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit Landsat-1 yang membawa sensor  MSS multispektral.  Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM ditempatkan pada  sensor MSS.  MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners.  Pada April 1999  Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner.  Saat ini, hanya  Landsat-5 dan 7 sedang beroperasi.
Sistem Landsat merupakan milik Amerika Serikat yang mempunyai tiga
instrument pencitraan, yaitu RBV (Return Beam Vidicon), MSS (multispectral
Scanner) dan TM (Thematic Mapper). (Jaya, 2002)

•         RBV
Merupakan instrumen semacam televisi yang mengambil citra “snapshot”
dari permukaan bumi sepanjang track lapangan satelit pada setiap selang
waktu tertentu.
•         MSS
Merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara
men-scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu
•         TM
Juga merupakan alat scanning mekanis yang mempunyai resolusi spectral,
spatial dan radiometric.




0 komentar

Didalam Kegiatan Praktikum telah di paparkan mengenai  pengelolahan citra baik itu citra landsat maupun citra spot keduanya adalah citra wilayah bandung.
Cara menganalisis citra terdapat 2 cara yaitu dengan
1.     UNSUPERVISED dan
2.    SUPERVISED
 Perbedaan keduanya nampak sangat jelas
1.      UNSUPEVISED menggunakan  sample  baik itu acak, random atau purposif , data yang digunakan biasanya berasasal dari hasil survey.












Dari hasil pengelohan citra dengan dua analisis  dapat ditentukan suatu proses pengelolahannya diantaranya adalah dengan
1.     Menentukan kelas yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan
2.    Intinya jika ingin mengetahui berapa luasannya maka citra tersebut dijadikan vektor terlebih dahulu, setelah itu akan tau berapa luas lahan peruntukannnya baik itu
·         Perumahan
·         Jalan
·         RTH
·         Hutan
·         Industri
·         Dll.



Minggu, 20 Mei 2012 0 komentar

Resum praktikum kemarin (PCD) 27 april


Praktikum kedua pengolahan citra digital
·          Memperjari bagaimana koreksi citra geometrik
·          Dan koreksi citra radiometrik 
        KOREKSI GEOMETRIK
·          Di koreksi koordinat yang salah dan kita koreksi
·          Dengan data – data yang telah di dapatkan ( survey primer, survey sekunder dll)
·          Kita tidak bisa mengkoreksi bogor tapi alat koreksiannya bandung
·          Mencoba membandingkan 



































Apakah koordinat sudah sejalan dengan koordinatnya
, menentukan koordinat di awal adalah sangat penting compere dengan eksisiting
  • Hal yang harus disusun menjadi produk
  •   Koreksi lapangan ambil titik pakai gps   Sudut bangunan
  • Sudut jalan
  • Citra validasi desa jalan











Kamis, 26 April 2012 0 komentar

Hasil materi praktikum Pengolahan Citra Digital



0 komentar

 
Penggabungan citra/image fusion merupakan salah satu teknik pemrosesan citra digital yang banyak mendapat perhatian dalam dunia penginderaan jauh. Ini dikarenakan image fusion dapat mengakomodasi kebutuhan citra resolusi tinggi tanpa harus mengusahakan sistem pencitraan dengan resolving power yang tinggi, sehingga dapat menghemat banyak waktu dan biaya. Terlebih kebanyakan sensor-sensor pada satelit sumberdaya alam modern (Landsat 7 ETM+, IKONOS, QUICKBIRD, IRS series, SPOT 1-5, ALOS AVNIR-2/PRISM, Orbview dll) sekarang ini dapat beroperasi pada mode multispectral dan pankromatik secara simultan, sehingga citra dari kedua mode dapat difusikan untuk memperoleh citra sintesis yang mengintegrasikan kelebihan spectral citra multispectral dan kelebihan spasial citra pankromatik. Secara sederhana image fusion dapat didefinisikan sebagai upaya penggabungan dua atau lebih citra yang berbeda dari segi resolusi (terutama spasial, spectral, temporal) ataupun dari segi sistem (optic, SAR) untuk menghasilkan citra baru yang mengintegrasikan kelebihan-kelebihan dari citra asal. Salah satu bagian dari image fusion adalah pan-sharpening atau penajaman citra multispectral dengan menggunakan detil spasial dari citra pankromatik.
Instrumen HRG pada satelit SPOT-5 (sebagaimana instrument pada satelit sumberdayaalam modern yang lain) mampu merekam permukaan bumi pada mode multispectral dengan resolusi spasial 10 meter dan mode pankromatik dengan resolusi spasial 2,5 meter. Salah satu kelemahan dari citra multispectral SPOT (sebagaimana ASTER) adalah tidak dapat memberikan komposit warna alami/natural color composite sebagaimana komposit 321 pada Landsat TM/ETM, IKONOS, Quickbird, dan ALOS AVNIR-2. Hal ini dikarenakan instrument HRG tidak merekam pada spectrum biru (0,4-0,5 nm). Dengan memanfaatkan citra pankromatik yang direkam pada spectrum hijau-merah (0,5-0,7 nm) dan transformasi HSV/IHS (Hue Saturation Value/Intensity Hue saturation), komposit warna alami citra multispectral SPOT5 dan sekaligus resolusi spasialnya dipertajam (dari 10 ke 2,5 meter) dapat diperoleh, sebagaimana nampak pada gambar
Adapun prosedur yang saya lakukan untuk memperoleh citra turunan dapat dilihat pada diagram alir di bawah. Keseluruhan tahapan pemrosesan citra menggunakan software ITTVIS ENVI 4.3 yang sudah mendukung format standar SPOT5 (DIMAP format).
 
Adapun dapat diperolehnya efek warna alami pada citra turunan dapat dijelaskan sebagai berikut. Komposit warna yang dipilih sebelum transformasi adalah komposit 432/SWIR-NIR-Red. Karakteristik spectral obyek pada komposit 432 adalah vegetasi berwarna hijau cerah tersaturasi sebagai akibat pantulan yang tinggi pada saluran 3, tanah kering berwana coklat cerah sebagai akibat pantulan yang tinggi pada saluran 3 dan 4, obyek air dan tanah lembab berwarna biru gelap sebagai akibat pantulan yang rendah pada saluran 3 dan 4. Ketika transformasi dilakukan, komponen RGB kemudian dipecah menjadi komponen HIS (gambar 3). Citra pankromatik kemudian dinjeksikan sebagai pengganti komponen intensitas, yang dilanjutkan dengan transformasi balik ke bidang RGB untuk memperoleh citra output. Injeksi saluran pankromatik ini yang menyebabkan munculnya efek warna alami pada citra turunan. Penyebabnya adalah perbedaan karakteristik spectral antara komponen intensitas pada komposit 432 dan citra pankromatik. Komponen intensitas pada komposit 432 mempunyai karakteristik spectral berupa nilai kecerahan yang tinggi pada obyek vegetasi dan tanah kering (pengaruh saluran 3 dan 4) namun sebaliknya pada citra pankromatik sebagai akibat kepekaan spectral yang hanya sampai saluran merah (Gambar 4). Untuk obyek air dan tanah lembab, nilai kecerahannya rendah pada komponen intensitas komposit 432 (serapan yang tinggi pada saluran 3 dan 4), namun relative tinggi pada citra pankromatik (akibat pantulan yang cukup tinggi pada spectrum hijau). Akibatnya,ketika penggantian komponen dilakukan, warna vegetasi di normalisasi sebagai akibat penurunan nilai intensitas menghasilkan warna hijau daun (sebagaimana mata kita mengenali warna daun). Sedangkan warna air di normalisasi mendekati warna air alami sebagai akibat naiknya nilai intensitas. 

 
;